PAPARAN
DESA TAWANGARO
KECAMATAN KARANGPLOSO KABUPATEN MALANG
BAB I
PENDAHULUAN
A. Sekilas Desa Tawangargo
Desa Tawangargo merupakan salah satu Desa Perbatasan di wilayah Kabupaten Malang dan Kota Batu,Secara geografis Desa Tawangargo secara tidak langsung pola hidup dan cara pandang masyarakat lebih tertuju pada pola hidup masyarakat kota, namun demikian adat istiadat serta dinamika masyarakat masih sifat kegotong royongan masih sangat tinggi.
Sehingga secara umum masyarakat merasa ikut memiliki, memikirkan bagaiman Desanya menjadi berkembang,maju dan madiri menjadi desa swasembada.
Melihat manfaat dari lomba Desa dan Kelurahan adalah salah satu kegiatan Pemerintah yang hakekatnya merupakan upaya untuk mendorong usaha Pembangunan masyarakat atas dasar tekat dan kekuatan sendiri. Kegiatan tesebut sekaligus untuk meneliti dan menilai keberhasilan usaha-usaha masyarakat dalam membangun Desa dan Kelurahan, yang terwujut dalam peningkatan kualitas dibidang kehidupan ekonomi, sosial, politik dan kebudayaan masyarakat serta terpeliharanya lingungan Desa yang sejahtera.
Paradikma pembangunan yang terpusat pada rakyat, menempatkan masyarakat atau rakyat sebagai pusat perhatian dan sasaran sekaligus pelaku utama pembangunan,segala upaya pembangunan berusaha mengarah pada penciptaan kondisi dan lingkungan yang memungkinkan masyarakat dapat menikmati kehidupan yang lebih baik dan sekaligus memberi kesempatan yang luas kepada masyarakat untuk melakukan pilihan-pilihan sesuai dengan potensi dan karakteristik yang dimiliki oleh masyarakat Desa Tawangargo.
Sesuai apa yang tertuang dalam Rencana Strategis propinsi Jawa Timur bahwa Kerangka Kontruksi Pembangunan adalah integrasi pertumbuhan, pemberdayaan masyarakat dan pemerataan. Paradigma pemberdayaan masyarakat menjadikan masyarakat sebagai pusat pembangunan baik dalam kontruksi konsep maupun praktek pembangunan yang menyertakan kehendak dan kreatifitas masyarakat, yang mengembangkan kemampuan dan mempertimbangankan penilaian masyarakat terhadap hasil-hasil pembangunan yang telah berjalan.
Pembangunan yang dilaksanakan harus menjamin proses pemerataan sebagaimana konsep pembangunan yang berkesinambungan. pembangunan harus digerakan oleh rakyat dari bawah yang mana pemerintah hanya sebagai fasilitator dan bukan sebagai pihak yang menetukan. Percepatan laju penbagunann dan pengembangan desa, perlu digerakan dan digalakan dengan menciptakan kreatifitas dan aktifitas baru serta semangat masyarakat sehingga tercipta pemerataan kehidupan masyarakat di segala bidang.
Pembangunan desa dan pembangunan masyarakat perlu didorong melalui peningkatan koordinasi dan peningkatan pembangunan sektoral, Pembangunan sumbar daya manusia, pemanfaatan sumberdaya alam dan penumbuhan iklim yang mendorong tumbuhya prakarsa dan swadaya masyarakat sehingga dapat mempercepat pembangunan desa menuju desa yang mandiri, siaga dan desa cerdas yang bertujuan menumbuh kembangkan petensi ekonomi desa, kesiapan seluruh system di desa dalam menaggulangi wabah penyakit, serta tersediaya fasilitas kesehatan yang bisa dijangkau seluruh masyarakat Desa. tersedianya kelengkapan Fasilitas Sekolah dari pendidikan tingkat dasar sampai SMP.
Strategis pembangunan Desa Tawangargo dititik beratkan pada peningkatan sumberdaya manusia termasuk penciptaan iklim yang mendorong tumbuhya kemampuan dan kekuatan sendiri dengan cara menumbuhkan dan mengefektifkan peran serta masyarakat.
Perkembangan lambaga pemberdayaan masyarakat desa (LPMD) sebagai sosialisasi dari peraturan daerah Kabupaten Malang nomor 02 Tahun 2001 tentang pembentukan lembaga kemasyarakatan desa / kelurahan dan sosialisasi dari keputusan presiden Nomor 49 Tahun 2001 tentang penataan lembaga ketahanan masyarakat Desa ( LKMD) atau sebutan lainnya yang telah menunjukan perananya sebagai mitra pemerintah desa dalam aspek perencanaan pembangunan yang bertumpu pada masyarakat.
Selain itu berhasilnya pembangunan desa tidak lepas dari peran serta masyarakat yang menyalurkan aspirasinya melaui badan permuyawaratan desa (BPD) sebagai lembaga yang menghasilkan produk-produk Peraturan Desa ( Perdes ) untuk pedoman dalam pelaksanaan Pemerintahan Desa.
BAB II
Profil Desa
- Kondisi Desa
Secara geografis Desa Tawangargo terletak pada posisi 7° 53' 35' Lintang Selatan dan 112° 53' 41' Bujur Timur. Topografi ketinggian desa ini adalah berupa daratan tinggi yaitu sekitar 700 m – 1000 m di atas permukaan air laut. Berdasarkan data BPS Kabupaten Malang tahun 2010, selama tahun 2011 curah hujan di Desa Tawangargo rata-rata mencapai 1500-2.000 mm. Curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Desember hingga mencapai 405,04 mm yang merupakan curah hujan tertinggi selama kurun waktu 2000-2011.
Secara administratif, Desa .Tawangargo terletak di wilayah Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang dengan posisi dibatasi oleh wilayah desa dan Hutan. Di sebelah Utara berbatasan dengan Perhutani Di sebelah Barat berbatasan dengan Desa Giripurno kecamatan Bumiaji Kota Batu . Di sisi Selatan berbatasan dengan Desa Pendem Kecamatan Junrejo kota Batu , sedangkan di sisi timur berbatasan dengan Desa Donowarih Kecamatan Karangploso Kabupaten malang.
Jarak tempuh Des Tawangargo ke ibu kota kecamatan adalah 3 km, yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 15 menit. Sedangkan jarak tempuh ke ibu kota kabupaten adalah 17 km, yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 45 Menit.
b. Kondisi dan Ciri Geologis Wilayah
Luas Wilayah Desa Tawangargo adalah 654 632 Ha. Luas lahan yang ada terbagi ke dalam beberapa peruntukan, yang dapat dikelompokkan seperti untuk fasilitas umum, pemukiman, pertanian, perkebunan, kegiatan ekonomi dan lain-lain.
Luas lahan yang diperuntukkan untuk pemukiman adalah 198 Ha. Luas lahan yang diperuntukkan untuk Pertanian adalah 204 Ha. Sedangkan luas lahan untuk fasilitas umum adalah sebagai berikut: untuk perkantoran 0.25 Ha, sekolah 2.25 Ha, olahraga 0.75 Ha, dan tempat pemakaman umum 2.5 Ha.
Wilayah Desa Tawangargo secara umum mempunyai ciri geologis berupa lahan tanah hitam yang sangat cocok sebagai lahan pertanian dan perkebunan. Secara prosentase kesuburan tanah Desa Tawangargo terpetakan sebagai berikut: sangat subur 105 Ha, subur 95,7 Ha, sedang 3.3 Ha, hal ini memungkinkan tanaman Hortikultura terutama sayur mayur dan padi sangat cocok ditanam di sini.
Berdasarkan data yang masuk tanaman Hortikultura terutama sayuran seperti Jagung Manis, Tomat, Cabe, Bawang merah dan Bawang putih, Andewi,Brongkoly,Mentimun mas, Boncis,Letos. Sawi dan sayuran lainya, serta tanaman buah seperti Jeruk, Apel, dan Apokat juga mampu menjadi sumber pemasukan (income) yang cukup handal bagi penduduk desa ini. Untuk tanaman perkebunan, jenis tanaman hortikultura merupakan tanaman andalan. Kondisi alam yang demikian ini telah mengantarkan sektor pertanian secara umum menjadi penyumbang Produk Domestik Desa Bruto (PDDB) terbesar yaitu Rp . 728.392.000 atau hampir 45% dari Produk Domestik Desa Bruto (PDDB) Desa yang secara total mencapai Rp. 3.597.000.000,-
Jenis tanah hitam / coklat Desa Tawangargo ini menjadi bagus sebagai lahan pemukiman dan jalan, karena cenderung stabil. Karenanya, masyarakat Desa Tawangargo bangunan rumah mayoritas tembok, karena keadaan tekstur tanah yang tidak bergerak/ mati. Dari 2.275 buah rumah yang ada, hanya sekitar 250 buah rumah saja dari papan kayu dan bambu di karenakan keadaan ekonomi / keluarga kurang mampu ( Prasejahtera ).
- Demografis/ Kependudukan
Berdasarkan data Administrasi Pemerintahan Desa tahun 2011, jumlah penduduk Desa Tawangargo adalah 9.024 jiwa, dengan rincian 4.579 laki-laki dan 4.445 perempuan. Jumlah penduduk demikian ini tergabung dalam 2.724 KK.
Agar dapat mendeskripsikan dengan lebih lengkap tentang informasi keadaan kependudukan di Desa Tawangargo maka perlu diidentifikasi jumlah penduduk dengan menitik beratkan pada klasifikasi usia. Untuk memperoleh informasi ini maka perlulah dibuat tabel sebagai berikut:
Tabel 4
Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia
No
|
Usia
|
Jumlah
|
Prosentase
|
1
|
|
458 orang
|
5.1 %
|
2
|
|
694 orang
|
7.7 %
|
3
|
|
704 orang
|
7.8 %
|
4
|
|
771 orang
|
7.9 %
|
5
|
|
698 orang
|
7.7 %
|
6
|
|
903 orang
|
10.0 %
|
7
|
|
883 orang
|
9.8 %
|
8
|
|
744 orang
|
8.2 %
|
9
|
|
720 orang
|
8.0 %
|
10
|
|
656 orang
|
7.3 %
|
11
|
|
496 orang
|
5.5 %
|
12
|
|
306 orang
|
3.4 %
|
13
|
|
1051 orang
|
11.6 %
|
|
9.024 orang
|
100%
|
Dari data di atas nampak bahwa penduduk usia produktif pada usia 20-49 tahun Desa Tawangargo sekitar 4.604 atau hampir 51%. Hal ini merupakan modal berharga bagi pengadaan tenaga produktif dan SDM.
Tingkat kemiskinan di Desa Tawangargo termasuk tinggi. Dari jumlah 2.742 KK di atas, sejumlah 773 KK tercatat sebagai Pra Sejahtera, 461. KK tercatat Keluarga Sejahtera I, 862 KK tercatat Keluarga Sejahtera II, 535 KK tercatat Keluarga Sejahtera III dan 93 KK sebagai sejahtera III plus. Jika KK golongan Pra-sejahtera dan KK golongan I digolongkan sebagai KK golongan miskin, maka lebih 45 % KK Desa Tawangargo adalah keluarga miskin.
- 1 Pendidikan
Eksistensi pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan tingkat perekonomian pada khususnya. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat kecakapan masyarakat yang pada gilirannya akan mendorong tumbuhnya ketrampilan kewirausahaan dan lapangan kerja baru. Dengan sendirinya akan membantu program pemerintah dalam mengentaskan pengangguran dan kemiskinan. Pendidikan biasanya akan dapat mempertajam sistematika berpikir atau pola pikir individu, selain mudah menerima informasi yang lebih maju dan tidak gagap teknologi. Di bawah ini adalah tabel yang menunjukkan tingkat rata-rata pendidikan warga Desa Tawangargo
Tabel 5
Tamatan Sekolah Masyarakat
No
|
Keterangan
|
Jumlah
|
Prosentase
|
1
|
Tidak / Belum sekolah
|
1.320
|
15 %
|
2
|
Belum Tamat SD
|
1.131
|
13 %
|
3
|
Tamat Sekolah SD
|
4.238
|
47 %
|
4
|
Tamat Sekolah SMP
|
1.591
|
18 %
|
5
|
Tamat Sekolah SMA
|
617
|
0.7 %
|
6
|
Tamatan DI /III
|
49
|
0.1 %
|
7
|
Tamat Sekolah D IV/ SI
|
78
|
0.1 %
|
Jumlah Total
|
9.024
|
100 %
|
Rentetan data kualitatif di atas menunjukan bahwa mayoritas penduduk Desa Tawangargo hanya mampu menyelesaikan sekolah di jenjang pendidikan wajib belajar sembilan tahun (SD dan SMP). Dalam hal kesediaan sumber daya manusia (SDM) yang memadahi dan mumpuni, keadaan ini merupakan tantangan tersendiri. Sebab ilmu pengetahuan setara dengan kekuasaan yang akan berimplikasi pada penciptaan kebaikan kehidupan.
Rendahnya kualitas pendidikan di Desa Tawangargo tidak terlepas dari terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan yang ada, di samping tentu masalah ekonomi dan pandangan hidup masyarakat. Sarana pendidikan di Desa Tawangargo baru tersedia di level pendidikan dasar 9 tahun (SD dan SMP), sementara akses ke pendidikan menengah ke atas berada di tempat lain ibu kota kecamatan .
Sebenarnya ada solusi yang bisa menjadi alternatif bagi persoalan rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM) di Desa Tawangargo yaitu melalui pelatihan dan kursus. Namun sarana atau lembaga ini ternyata juga belum tersedia dengan baik di Desa Tawangargo. Mungkin dorongnan dari pemerintah dan masyarakat lemah. Inilah yang menjadi pekerjaan dasar pemerintahan Desa Tawangargo sekarang ini.
- 2 Kesehatan
Pembangunan kesehatan masyarakat desa merupakan rangkaian kegiatan masyarakat yang di laksanakan atas dasar gotong royong dan swadaya dalam rangka menolong diri sendiri dalam memecahkan masalah untuk memenuhi kebutuhannya di bidan kesehatan dan di bidang lainnya yang berkaiatan agar mampu mencapai kehidupan sehat sejahtera, kegiatan tersebut merupakan kegiatan intergral dari pembanguna nasional umumnya dan pembangunan desa khususnya. Kegiatan ini di harapkan muncul atas dasar kesadaran dan prakarsa masyarakat sendiri,dan bimbingan serta pembinaan dari pemerintah secara lintas program dan lintas sektoral.
Masyarakat yang prodktif adalah masyarakat yang sehat fisik dan sehat mental ,salah satu cara untuk mengukur status kesehatan masyarakat adalah mencermati adanya masyrakat yang terserang penyakit. Laporan warga menujukan adanya gejala masyarakat yang terserang penyakit relative sedang, antara lain infeksi pernapasan akut bagian atas ,penyakit sisten otot dan jaringan pengikat. Hal tersebut menujukan bahwa gangguan kesehatan yang sering di alami penduduk adalah penyakit yang di sebabkan perubahan cuaca serta kondisi lingkungan yang kurang sehat, ini tentu mengurangi daya produktifitas masyarakat Desa Tawangargo secara umum.
Tingkat partisipasi masyarakat Desa Tawangargo tentang kesehatan relative tinggi walaupun masih bias di maksimalkan mengingat cukup tersedianya fasilitas kesehatan berupa sebuah Puskesmas Pembantu di Desa Tawangargo.Maka wajar jika kertersedian fasilitas kesehatan yang relative lengkap ini berdampak pada kualitas kesehatan terutama dengan menurunya angka kemaian Ibu dan Bayi baru Lahir. pada tahun 2011 ini tercatat 166 ibu hamil ,155 ibu melahirkan dan 1 orang ibu meninggal setelah melahirkan, serta 157 bayi baru lahir dalam keadaan sehat dan mendapat imuniisasi dasar lengkap.
Hal yang juga perlu di paparkan disini adalh kualita balita,dalam hal ini dari jumlah 752 Balita di tahun 2011,terdapat 1 balita bergizi buruk dan lainya bergizi sedang dan baik . Hal inilah yang kiranya perlu di tingkatkan perhatinya agar kualitas kesehatan masyarakat Desa Tawangargo kedepan lebih baik.
- 3 Mata Pencaharian
Secara umum mata pencaharian warga masyarakat Desa Tawangargo dapat teridentifikasi ke dalam beberap sektor yaitu pertanian, jasa/perdagangan, industri dan lain-lain. Berdasarkan data yang ada, masyarakat yang bekerja di sektor pertanian berjumlah 2.585 orang, yang bekerja disektor jasa berjumlah 392 orang, yang bekerja di sektor industri 117 orang, dan bekerja di sektor lain-lain 1.497 orang. Dengan demikian jumlah penduduk yang mempunyai mata pencaharian berjumlah 4.591 orang. Berikut ini adalah tabel jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian.
Tabel 6
Macam-macam Pekerjaan dan Jumlahnya
No
|
Macam Pekerjaan
|
Jumlah
|
Prosentase
|
1
|
Pertanian
|
2.585 orang
|
8.9 %
|
2
|
Jasa/ Perdagangan
1. Jasa Pemerintahan
2. Jasa Perdagangan
3. Jasa Angkutan
4. Jasa Ketrampilan
5. Jasa lainnya
|
110 orang
176 orang
34 orang
72 orang
115 orang
|
2.7 %
2.8 %
0.9 %
2 %
9.8%
|
3
|
Sektor Industri
|
2 orang
|
15.6 %
|
4
|
Sektor lain
|
1.497 orang
|
22.3 %
|
Jumlah
|
4.591 orang
|
100%
|
Dengan melihat data di atas maka angka pengangguran di Desa Tawangargo masih cukup tinggi. Berdasarkan data lain dinyatakan bahwa jumlah penduduk usia 15-55 yang belum bekerja berjumlah 1.765 orang dari jumlah angkatan kerja sekitar 5.883 orang. Angka-angka inilah yang merupakan kisaran angka pengangguran di Desa Tawangargo.
- 4 Keadaan Sosial
Dengan adanya perubahan dinamika politik dan sistem politik di Indonesia yang lebih demokratis, memberikan pengaruh kepada masyarakat untuk menerapkan suatu mekanisme politik yang dipandang lebih demokratis. Dalam konteks politik lokal Desa Tawangargo hal ini tergambar dalam pemilihan kepala desa dan pemilihan-pemilihan lain (pilleg, pilpres, pilkada, dan pilgub) yang juga melibatkan warga masyarakat desa secara umum.
Khusus untuk pemilihan kepala Desa Tawangargo, sebagaimana tradisi kepala desa di Jawa, biasanya para peserta (kandidat) nya adalah mereka yang secara trah memiliki hubungan dengan elit kepala desa yang lama. Hal ini tidak terlepas dari anggapan masyarakat banyak di desa-desa bahwa jabatan kepala desa adalah jabatan garis tangan keluarga-keluarga tersebut. Fenomena inilah yang biasa disebut pulung –dalam tradisi jawa- bagi keluarga-keluarga tersebut.
Jabatan kepala desa merupakan jabatan yang tidak serta merta dapat diwariskan kepada anak cucu. Mereka dipilh karena kecerdasan, etos kerja, kejujuran dan kedekatannya dengan warga desa. Kepala desa bisa diganti sebelum masa jabatannya habis, jika ia melanggar peraturan maupun norma-norma yang berlaku. Begitu pula ia bisa diganti jika ia berhalangan tetap.
Karena demikian, maka setiap orang yang memiliki dan memenuhi syarat-syarat yang sudah ditentukan dalam perundangan dan peraturan yang berlaku, bisa mengajukan diri untuk mendaftar menjadi kandidat kepala desa. Fenomena ini juga terjadi pada pemilihan desa Kepuharjo pada tahun 2009. Pada pilihan kepala desa ini partisipasi masyarakat sangat tinggi, yakni hampir 80.2 %. Tercatat ada delapan kandidat kepala desa pada waktu itu yang mengikuti pemilihan kepala desa. Pilihan kepala Desa bagi warga masyarakat Desa Tawangargo seperti acara perayaan desa.
Pada bulan Juli dan Nopember 2008, masyarakat juga dilibatkan dalam pemilihan Gubernur Jawa Timur putaran I dan II secara langsung. Walaupun tingkat partisipasinya lebih rendah dari pada pilihan kepala Desa, namun hampir 68.8 % daftar pemilih tetap, memberikan hak pilihnya. Ini adalah proggres demokrasi yang cukup signifikan di desa Tawangargo
Setelah proses-proses politik selesai, situasi desa kembali berjalan normal. Hiruk pikuk warga dalam pesta demokrasi desa berakhir dengan kembalinya kehidupan sebagaimana awal mulanya. Masyarakat tidak terus menerus terjebak dalam sekat-sekat kelompok pilihannya. Hal ini ditandai dengan kehidupan yang penuh tolong menolong maupun gotong royong.
Walaupun pola kepemimpinan ada di Kepala Desa namun mekanisme pengambilan keputusan selalu ada pelibatan masyarakat baik lewat lembaga resmi desa seperti Badan Perwakilan Desa maupun lewat masyarakat langsung. Dengan demikian terlihat bahwa pola kepemimpinan di Wilayah Desa Tawangargo mengedepankan pola kepemimpinan yang demokratis.
Berdasarkan deskripsi beberapa fakta di atas, dapat dipahami bahwa Desa Tawangargo mempunyai dinamika politik lokal yang bagus. Hal ini terlihat baik dari segi pola kepemimpinan, mekanisme pemilihan kepemimpinan, sampai dengan partisipasi masyarakat dalam menerapkan sistem politik demokratis ke dalam kehidupan politik lokal. Tetapi terhadap minat politik daerah dan nasional terlihat masih kurang antusias. Hal ini dapat dimengerti dikarenakan dinamika politik nasional dalam kehidupan keseharian masyarakat Desa Tawangargo kurang mempunyai greget, terutama yang berkaitan dengan permasalahan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat secara langsung.
Berkaitan dengan letaknya yang berbatasan langsung dengan Kota Batu suasana budaya masyarakat Jawa sudah mulai seperti masyarakat perkotaan namun suasana pedesaan juga masih terasa di Desa Tawangargo Dalam hal kegiatan agama Islam misalnya, suasananya sangat dipengaruhi oleh aspek budaya dan sosial Jawa. Hal ini tergambar dari dipakainya kalender Jawa/ Islam, masih adanya budaya nyadran, slametan, tahlilan, mithoni, dan lainnya, yang semuanya merefleksikan sisi-sisi akulturasi budaya Islam dan Jawa.
Dengan semakin terbukanya masyarakat terhadap arus informasi, hal-hal lama ini mulai mendapat respon dan tafsir balik dari masyarakat. Hal ini menandai babak baru dinamika sosial dan budaya, sekaligus tantangan baru bersama masyarakat Desa Tawangargo Dalam rangka merespon tradisi lama ini telah mewabah dan menjamur kelembagaan sosial, politik, agama, dan budaya di Desa Tawangargo Tentunya hal ini membutuhkan kearifan tersendiri, sebab walaupun secara budaya berlembaga dan berorganisasi adalah baik tetapi secara sosiologis ia akan beresiko menghadirkan kerawanan dan konflik sosial.
c. 5 Keadaan Ekonomi
Usaha kecil seperti toko pracangan, pedagang ethek, pedagang pasar, dll masih banyak yang kurang berkembang akibat keterbatasan dana / modal. Tambahan modal sangat diperlukan bagi perkembangan usaha kecil mereka agar bisa mengelola kegiatan usahanya secara lebih maksimal dan mampu memenuhi kebutuhan keluarga secara layak. Demikian pula bagi usaha produktif seperti , peternak, dan usaha produktif lainnya juga terkendala dalam hal modal, sekaligus juga kemampuan pengelolaan usaha yang terbatas sehingga membutuhkan pembinaan dan pelatihan managerial yang intensif dari dinas-dinas terkait.
Desa Tawngargo yang memiliki areal persawahan yang sangat luas memiliki potensi SDM petani yang cukup handal. Namun demikian kondisi ekonomi yang menghimpit serta penetapan harga hasil pertanian maupun hasil bumi lainnya yang sangat fluktuatif, dimana disaat mereka harus bertanam, harga pupuk mahal, tetapi disaat panen hasil tanam mereka dibeli dengan harga yang sangat rendah, sehingga menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi petani. Untuk itu koordinasi berbagai pihak terkait untuk dapat tercegahnya spekulasi harga para tengkulak serta kestabilan kondisi bisa terus terjaga sehingga petani bisa menikmati hasil jerih payah mereka secara adil.
a. Kondisi Pemerintahan Desa
Keberadaan Rukun Tetangga (RT) sebagai bagian dari satuan wilayah pemerintahan Desa Tawangargo memiliki fungsi yang sangat berarti terhadap pelayanan kepentingan masyarakat wilayah tersebut, terutama terkait hubungannya dengan pemerintahan pada level di atasnya. Dari kumpulan Rukun Tetangga inilah sebuah Padukuhan (Rukun Warga; RW) terbentuk
Wilayah Desa Tawangargo terbagi di dalam 54 Rukun tetangga ,14 Rukun Warga (RW) yang tergabung di dalam 6 Dusun yaitu: Suwaluhan, Kalimalang,Leban, Ngudi,Lasah dan Boro yang masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Dusun. Posisi Kasun menjadi sangat strategis seiring banyaknya limpahan tugas desa kepada aparat ini.
Sebagai sebuah desa, sudah tentu struktur kepemimpinan Desa Tawangargo tidak bisa lepas dari strukur administratif pemerintahan pada level di atasnya. Hal ini dapat dilihat dalam bagan berikut ini:
Tabel 1
Nama Pejabat Pemerintah Desa Tawangargo
No
|
Nama
|
Jabatan
|
1
|
|
Kepala Desa
|
2
|
|
Sekretaris Desa
|
3
|
|
Staf Urusan Pemerintahan
|
4
|
|
Staf Urusan Keuangan
|
5
|
|
Staf Urusan Umum
|
6
|
|
Staf Urusan Kepetengan
|
7
|
|
Kepela urusan Kuwowo
|
8
|
|
Modin
|
9
|
|
Kamituwo Suwaluhan
|
10
|
|
Kamituwo Kalimalang
|
11
|
|
Kamituwo Leban
|
12
|
|
Kamituwo karploso Ngudi
|
13
|
|
Kamituwo Lasah
|
14
|
|
Kamituwo Boro
|
Tabel 2
Nama Badan Permusyawaratan Desa Tawangargo
No
|
Nama
|
Jabatan
|
1
|
|
Ketua
|
2
|
|
Wakil Ketua
|
3
|
|
Sekretaris
|
4
|
|
Bendahara
|
5
|
|
Anggota
|
6
|
|
Anggota
|
7
|
|
Anggota
|
Tabel 3
Nama-nama LPMD Desa Tawangargo
No
|
Nama
|
Jabatan
|
1
|
|
Ketua
|
2
|
|
Sekretaris
|
3
|
|
Bendahara
|
4
|
|
Anggota
|
5
|
|
Anggota
|
6
|
|
Anggota
|
7
|
|
Anggota
|
8
|
|
Anggota
|
9
|
|
Anggota
|
10
|
|
Anggota
|
Secara umum pelayanan pemerintahan desa Tawangargo kepada masyarakat sangat memuaskan. Beberapa warga menyatakan bahwa pelayanan umum seperti pembuatan kartu tanda penduduk (KTP) dapat dikerjakan dengan cepat dalam waktu 72 jam. Begitu pula untuk pengurusan surat-surat penting lainnya seperti akta kenal lahir dan akta kematian, sehingga secara umum untuk pelayanan terhadap masyarakat Desa Tawangargo merasa terlayani secara baik.
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. BIDANG PENDIDIKAN
Pendidikan merupakan factor yang sangat penting,karena pendiddikan sangat menentukan tingakat sumber daya manusia.hal ini dimaksud untuk mengejar ketertinggalan Desa Tawangargo di bidang pendidikan.
Dalam hal sarana pendidikan juga sudah memadai untuk penunjang kegiatan pendidikan.
Sarana pendidikan Formal dan non formal yang ada sampai saat ini :
DATA SMP/MTS
|
|
|
|
|
|
|
|
|
NO
|
DESA
|
NAMA SEKOLAH
|
JUMLAH
|
ALAMAT
|
KET
|
GURU
|
SISWA
|
JALAN
|
DUSUN
|
|
1
|
Tawangargo
|
PGRI 03
|
12
|
22
|
Jln Raya Tawangargo
|
LEBAN
|
SMP
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
JUMLAH
|
12
|
22
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
| |
| |
|
| |
|
|
|
|
|
DATA SD/MI
|
|
|
|
|
|
|
|
|
NO
|
DESA
|
NAMA SEKOLAH
|
JUMLAH
|
ALAMAT
|
KET
|
GURU
|
SISWA
|
JALAN
|
DUSUN
|
|
1
|
Tawangargo
|
SDN TAWANGARGO I
|
11
|
132
|
Jln RAYA TAWANGARGO
|
LEBAN
|
SD
|
2
|
|
SDN TAWANGARGO II
|
11
|
180
|
Jln LASAH
|
LASAH
|
SD
|
3
|
|
SDN TAWANGARGO III
|
11
|
113
|
Jln RAYA TAWANGARGO
|
LEBAN
|
SD
|
4
|
|
SDN TAWANGARGO IV
|
12
|
171
|
Jln Wonokoyo
|
BORO
|
SD
|
5
|
|
MI MIFTAQUL ABROR
|
10
|
144
|
Jln Masjid
|
KALIMALANG
|
MI
|
|
|
JUMALAH
|
55
|
740
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
DATA TK/RA
|
|
|
|
|
|
|
|
|
NO
|
DESA
|
NAMA SEKOLAH
|
JUMLAH
|
ALAMAT
|
KET
|
GURU
|
SISWA
|
JALAN
|
DUSUN
|
|
1
|
Tawangargo
|
Darma wanita I
|
6
|
103
|
Jln Leban
|
Leban
|
TK
|
2
|
|
Darma wanita II
|
3
|
53
|
Jln Boro
|
Boro
|
TK
|
3
|
|
PKK Tunas Harapan
|
3
|
62
|
Jln Lasah
|
Lasah
|
TK
|
4
|
|
Ra Miftaqul Abror
|
6
|
55
|
Jln Kalimalang
|
Kalimalang
|
RA
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
JUMLAH
|
18
|
273
|
|
|
|
B. BIDANG KESEHATAN
Kesehatan adalah hak setiap orang dan merupakan asset yang sangat penting bagi masa depan bangsa secara umum. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud dengan adanya upaya kesehatan yang berbasis masyarakat, kesehatan lebih tercapai(accessible) lebih terjangkau (affordable) serta berkualitasn (quality).
Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah Desa Tawangargo beserta Bidan Desa, Kader kesehatan PKK Desa Tawangargo secara aktif mengadakan penyuluhan kepada masyarakat agar masyarakat berpola hidup sehat. Keberhasilan di bidang kesehatan diantaranya ditandai dengan tidak adanya kematian ibu dan bayi baru lahir serta tidak adanya balita gizi buruk, dan meningkatnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan posyandu.
Aktifitas posyandu semakin meningkat baik posyandu balita maupun posyandu lansia, sarana dan prasarana kesehatan berupa puskesmas pembantu di desa Tawangargo serta peran Pembantu Petugas Kesehatan (Bagas), Forum Masyarakat Desa (FMD) dan terbentuknya Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) sangat berperan penting dalam peningkatan kesehatan masyarakat Desa Tawangargo pada khususnya.
Puskesmas Pembantu
A. BIDANG EKONOMI MASYARAKAT
Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi masyarakat di desa Tawangargo ditandai dengan munculnya berbagai kegiatan usaha ekonomi produktif,yang dilakukan oleh masyarakat desa Tawangargo,hal ini dapat dilihat dari banyaknya pedagang hasil pertanian yang sangat potensial untuk di kembangkan.
Secara geografis wilayah Desa Tawangargo sangat setrategis karena berbatasan langsung dengan Kota Batu dan Jalur utama wisata menuju Kota batu sebagaian besar penduduk Desa Tawangargo sebagai petani hortikultura,pegawai Industri, Buruh bangunan. Dilihat dari hal tersebut maka kegiatan ekonomi masyarakat dapat diarahkan untuk berdagang di sarana pasar wisata yang akan dibangun oleh pemerintah desa bekerjasama dengan pihak ke tiga.Adapaun untuk semantara ini wisata yang ada di desa Tawangargo adalah wiasata Pertanian dan wisata air sumber sari.